Selasa, 27 September 2011

Asuhan Keperawatan Jiwa : Skizofrenia



  1. DEFINISI
Skizofrenia adalah suatu gangguan dengan etologi tak diketahui atau diatndai oleh gejala psikotik yang secara berarti menggangu fungsi dan menyangkut gangguan dalam perasaan, berpikir, dan berperilaku. Gangguan ini kronik dan umumnya memiliki fase prodromal, fae aktif dengan delusi, halusinasi atau keduanya dan suatu fae residual di mana gangguan itu mungkin dalam keadaaan remisi.

  1. ETIOLOGI
Tidak ada factor etiologik tunggal yang diangap kausatif. Faktor predisposisi :
1.       Teori Biologis
a.       Faktor genetik
b.       Kelainann skizofrenia yang menyatakan adanya peningkatan dari
dopamine neurotransmitter yang diperkirakan menghasilkan gejala- gejala peningkatan aktivitas berlebihan dan pemecahan asosiasi- asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis. ( Holland Swarth, 1990 )
2.       Teori Psikologik
a.       Teori Sistem Keluarga
      Brown ( 1978 ) menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga, konflik suami istri mempengaruhi anak.
b.       Teori Interpersonal
      Sullivan ( 1953 ) orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan suatu hubungan orang tua yang penuh dengan ansietas tinggi.
c.       Teori Psikodinamik
      Hartman ( 1964 ) psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah, perkembangan yang dihambat oleh suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara orang tua – anak.

  1. GEJALA DAN TANDA
1.       Gangguan fungsi keseluruhan
2.       Gangguan sensasi diri
3.       Isi pikir abnormal
4.       Bentuk pikiran ilogis
5.       Persepsi diforsi
6.       Afek berubah
7.       Perubahan kemauan
8.       Gangguan fungsi interpersonal
9.       Perubahan perilaku psikomotor
10.   Sensorium

  1. TIPE SKIZOFRENIA
1.       Katatonik
      Stupor atau mutisme, negativisme, rigiditas, ketegangan tak bertujuan, posturig / sikap mematung.
2.       Hebrefenik
      Inkoherensi yang jelas, afek datar, tak serasi, ketololan disertai ketaw akekanak – kanakan, senyum – senyum sendiri, waham sistemik tidak ada, tetapi kadang – kadang berupa waham dan halusinasi yang trpecah – pecah.
3.       Disorganisasi
      Asosiasi melonggar jelas, inkoherensi atau perilaku sangat disorganisasi, afek inapropiat hebat atau datar, tak memenuhi criteria tipe katatonik.
4.       Paranoid
      Preokupasi dengan delusi sistemik atau halusinasi auditorik, sering berkaitan dengan tema tunggal. Tak satupun dari inkoheren pelanggaran asosiasi, afek inapropiat mencolok atau datar, perilaku katatonik, perlaku disorganisasi hebat.

5.       Tipe Tak Tergolong
      Delusi mencolok, halusinasi, inkoheren atau perilaku sangat disorientasi. Tak menemui criteria paranoid, katatonik atau disorganisasi.
6.       Tipe Residual
      Absennya delusi mencolok, halusinasi, inkoheren atau perilaku sangat disorganisasi. Berlanjutnya bukti gangguan lewat dua atau lebih gejala residual, masih mungkin mengadakan hubngan social dengan cukup wajar.

  1. PERJALANAN SKIZOFRRENA
Gejala prodromal berupa cemas, gundah, terror atau depresi umumnya mendahului skizofrenia,yang mungkin akut atau bertahap. Gejala prodromal dapat terdapat selama berbulan - bulan sebelum diagnosis dibuat.
Umumnya muncul pada usia belasan akhir atau zona awal. Kejadian pencetus seperti trauma, emosi, obat dan separasi dapat memicu episode penyakit pada predisposisi.klasiknya, Perjalanan skizofrenIa mengalami deteriorasi sesuai perjalanan waktu, eksaserbasi akut superimposial pada gambaran kronik, kerentaan terhadap stress berlangsung seumur hidup
Episode depresif pasca psikotik dapat terjadi pada fase residual. Selama perjalan penyakitnya, gejala psikotik positif yang lebih semarak, seperti waham aneh dan halusinasi, cenderung berkurang intensitasnya, sedangkan gejala negative lebih residual seperti hygiene buruk, repons emosi datar, dan keanehan perilaku akhirnya mungkin meningkat.

  1. TERAPI
1.       Psikofarmakologik
2.       Terpi elektrokonsulsif
3.       Psikososial
a.     Terapi perilaku
b.     Terapi kelompok
c.     Terapi keluarga
d.    Psikoterapi suportif
e.     Teknik wawancara

  1. PROGNOSIS
1.       Prognosis baik berkaitan dengan
a.       Onset akut dengan fektor pencetus jelas
b.       Riwayat social dan pekerjaan premorbid yang baik
c.       Gejala nood ( khususnya depresi )
d.      Sub tipe paranoid
e.       Kemungkinan sub tipe katatonik
f.        Menikah
g.       Riwayat keluarga gangguan mood
h.       Predominasi gejala positif
i.         Konfulsi
j.         Tegang,cemas, hostilitas

2.       Prognosis buruk berkaitan dengan:
a.       Kemunculan bertahap tanpa factor pencetus
b.       Riwayat social dan pekerjaan premorbid yang buruk
c.       Perilaku menyendiri, akustik
d.      Sub tipe disorganisasi dan non diferensiasi
e.       Tak nikah
f.        Riwayat keluarga skizofrenia
g.       Riwayat persalinan sulit
h.       Adanya tanda dan gajala neuroglik
i.         Predominan gejala negative
j.         Absennya gejala mood atau hostilitas berlebihan

  1. PROSES PERAWATAN
1.       Pengkajian
a.       Fisik
1)      Menolak makan
2)      Mau makan hanya makanan tertentu
3)      Mau makan hanya makanan yang disediakan  sendiri
4)      Gangguan eliminasi
5)      Tidak perhatian terhadap perawatan diri

b.       Emosi
1)      Ekpresi muka sedih /gembira atau ketakutan
2)      Cemas atau panic
3)      Mudah tersinggung, putud asa
4)      Berbicara kasar dan menyakiti orang lain
c.       Sosial
1)      Menarik diri, sikap bermusuhan, curiga
2)      Gerakan tidak tercontrol
3)      Menghindar dari orang lain
4)      Mendominasi pembicaraan
d.      Intelektual
1)      Berfikir berpusat pada wahamnya
2)      Pola pikir tidak logis
3)      Isi pikir sesuai dengan waham
4)      Tidak bisa membedakan, idak terarah / kacau, tidak sesuai dengan kenyataan
e.       Spiritual
1)      Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan,atau sama sekali tidak melaksakan
2)      Meragukan keyakinan / agama yang selama ini dianut
3)      Mempunyai keinginan untuk mati

2.       Masalah Keperawatan
a.       Resiko mencederai diri, orang lain atau lingkungan
b.      Gangguan hubungan social : bermusuhan / manipulasi / ketakutan
c.       Resiko gangguan nutrisi : pemasukan tidak sesuai kebutuhan
d.      Gangguan perawatn diri

3.       Tujuan keperawatan
a.       Klien tidak mencederai diri, orang lain, atau lingkungan
b.       Dapat membina dan mempertahankan hubungan dengan orang lain tanpa rasa curiga
c.       Dapat memenuhi kebutuhan nutrisi

4.       Tindakan Keperawatn
a.       Psiko Terapeutik
1)      Membina hubungan saling percaya
2)      Membantu klien meningkatkan harga dirinya
3) Membantu klien dalam menemukan cara ( koping ) yang konstruktif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi seperti rasa takut, rendahdiri, bermusuhan.
b.       Pendidikan Kesehatan
1)      Membantu klien mengenali wahamnya
2)      Mengikuti keluarga dalam mengatasi masalah klien
3)      Membimbing klien melaksanakan perawatan diri
c.       Terapi Somatik
Memberi obat sesuai ketentuan
d.      Lingkungan Terapeutik
1)      Menciptakan lingkungan fisik yang dapat menciptakan realita
2)      Menciptakan lingkungan social

5.       Evaluasi
a.       Klien tidak mencederai diri, orang lain, maupun lingkungannnya
b.   Mampu membina dan mempertahankan hubungan yang akrab dengaqn orang lain tanpa perasaan tertekan dan terancam
c.       Dapat mempertahankan keeimbangan ntrisi, cairan, dan eliminasi.



DAFTAR PUSTAKA

Kaplan dan Sadock, 1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinik.  Jakarta: Binarupa Aksara.

SAK  Jiwa Rs Grhasia, 2006. Yogyakarta

Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Adifama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar